Wednesday, February 26, 2025

Satu Dekade Ngeblog: Perjalanan Tak Mudah, tapi Ada Hal yang Membuat Saya Tetap Bertahan

Tidak terasa sudah satu dekade lamanya saya ngeblog, dan menuju dekade kedua. Saya mengenal blog tepatnya sejak awal tahun 2011. Jadi, sudah berjalan selama 14 tahun menjadi blogger, sebutan untuk penulis blog. 

Jika ditanya perjalanan ngeblog, apa saja yang sudah didapat, dan suka dukanya gimana, wah bisa panjang ceritanya! Berhubung saya suka bercerita, jadi disingkat saja ya menjadi 10 tahun terakhir. Satu dekade ngeblog dari tahun 2015 sampai 2025. Perjalanan tak mudah, tapi ada hal yang membuat saya tetap bertahan.

Mari kita mulai...

Perjalanan Ngeblog Sebelum 2015: Berkenalan dengan Blog

Sebelum menulis blog, dulu saya aktif di Twitter (sekarang X) dengan nama akun @Emak Riweuh. Dalam bahasa Sunda, riweuh artinya repot. Saat itu saya hidup merantau dan berpindah-pindah tempat tinggal mengikuti 
suami. Ketiga anak pun lahir di kota yang berbeda. Pengalaman di rantau bersama keluarga yang selalu repot alias riweuh itu sering saya ceritakan di Twitter dan notes Facebook.

Foto keluarga di Tana Toraja tahun 2011

Suatu hari, seorang kenalan di Facebook mengenalkan blog. Saya mempelajarinya, lalu memindahkan semua tulisan di notes Facebook ke blog. Sejak saat itu, saya jatuh cinta dengan ngeblog. Blog pertama saya adalah www.emakriweuh.blogspot.com, pakai nama yang sama seperti di Twitter.

Tampilan lama dan tampilan baru blog Emak Riweuh


Perjalanan saya di dunia blogging dimulai dari blog gratisan. Dimulai dengan blog Emak Riweuh dengan tagline 'A Happy Hectic Mom'. Blog yang bercerita tentang keseharian saya sebagai ibu dari tiga anak laki-laki, tinggal di rantau yang jauh dari sanak saudara dan tanpa asisten rumah tangga. Ada pengalaman seru, tips parenting, tempat wisata, hingga cerita inspiratif yang saya alami.

Ngeblog disela keriweuhan di rumah

Monetasi dan Beternak Blog

Saya mulai serius ngeblog awal tahun 2012, setelah berhenti merantau dan menetap di Bogor. Seiring waktu, saya ingin menulis lebih luas, tidak hanya tentang kehidupan keluarga, tetapi hal lain yang saya suka. Maka lahirlah blog kedua saya:  www.ceritaemakriweuh.blogspot.com

Sesuai namanya, blog bertema lifestyle ini gado-gado banget isinya. Terserah Emak Riweuh mau cerita apa. Mulai dari review produk, tips fashion dan kecantikan, fiksi, review drama Korea, curhat receh, sampai kuliner dan resep masakan.

Berhubung semakin banyak postingan resep dan kuliner, saya membuat blog ketiga yaitu www.dapurngebut.blogspot.com. Nama Dapur Ngebut dipilih karena kebiasaan saya ngebut di dapur sebagai Emak Riweuh. Taglinenya: masak lezat dalam waktu singkat. Isi blog berupa resep praktis khas emak yang suka masak cepat, serta ulasan tempat makan yang saya kunjungi. 

Berniat untuk lebih serius ngeblog, monetasi blog jadi pililihan. Blog saya di website gratisan diubah ke domain berbayar atau Top Level Domain (TLD) yang harus rutin diperpanjang setiap tahun. Bismillah, saya membeli domain berbayar untuk ketiga blog saya sekaligus! Boleh dibilang saat itu saya beternak blog. Karena blog itu dipelihara dan diberi makan, hehe. 

Jadilah saya punya 3 blog yang aktif dimonetasi, yaitu: www.emakriweuh.com (tema keluarga dan parenting), www.innariana.com (tema lifestyle, dari blog cerita emak riweuh yang diganti nama sendiri), dan www.dapurngebut.com (tema resep dan kuliner). 

Selain blog berbayar, saya juga punya blog di platform Kompasiana dan Blog Detik (sekarang sudah tidak ada). Juga ada blog khusus kerajinan tangan www.inascraft.blogspot.com yang berisi karya saya saat berjualan aksesoris dari kain perca.

Perjalanan Ngeblog Tahun 2015 - 2020: Menikmati Masa Keemasan Ngeblog

Boleh dibilang mulai tahun 2015 inilah saya menikmati masa keemasan ngeblog. Dunia blogging benar-benar membuka pintu rezeki dan pengalaman baru. Meski tidak maksimal karena belum menerapkan SEO pada blog (maklum gaptek), saya merasa berkecukupan dengan segala yang diperoleh dari ngeblog. Alhamdulillah. 

Rejeki materi yang saya dapatkan dari ngeblog: dapat penghasilan dari job review (sampai bisa beli laptop dan kamera), dapat berbagai barang secara gratis (peralatan rumah tangga yang harganya lumayan juga ada), serta dapat hadiah dari lomba blog (pernah memenangkan smartphone dan menginap gratis di hotel).

Secara non materi, ini yang saya dapatkan dari ngeblog: ngeblog sebagai terapi jiwa, mendapat ilmu baru tentang dunia blog dan seputar kegiatan blogging, menambah teman baru, menghadiri berbagai event yang menarik, dan pengalaman unik yang tidak terbayangkan sebelumnya. 

Banyak pengalaman unik yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Misalnya diundang ke kantor Google Indonesia, dipotret ala model studio untuk review produk kecantikan, dan menerbitkan buku antologi. Tidak ketinggalan, yang paling berkesan adalah menjadi pembicara di acara komunitas untuk sharing pengalaman sebagai food blogger.

Lho, kok jadi food blogger? Iya, saya nggak menyangka kok bisa ya jadi food blogger. 

Fokus Sebagai Food Blogger

Kecintaan saya pada dunia memasak dan kuliner membuat saya lebih aktif menulis di blog Dapur Ngebut. Saya lebih banyak posting resep masakan di blog dan berbagi foto makanan di media sosial Instagram. Rasanya senang deh, bisa serius jadi food blogger.

Memasak pada sebuah event

Saking fokusnya jadi food blogger, blog parenting Emak Riweuh saya kembalikan jadi blog gratisan. Dari hobi masak sambil ngeblog, rejeki mengalir lewat job review makanan, lomba blog, dan kontes foto. Bahkan saya sempat menjajal ikut kontes masak dan masuk 10 besar hingga diundang ke Jakarta.

Di kontes masak bersama Chef Yuda

Semua konten masakan saya kerjakan sendiri. Mulai dari menyusun resep, persiapan bahan, memotret langkah memasak hingga matang, mengedit, lalu menuliskannya di blog. Capek, riweuh, namun saya sangat menikmatinya. 

Motret masakan sendiri

Dukungan Komunitas Blogger dalam Membesarkan Blog

Apalah artinya blogger tanpa komunitas blogger. Tanpa dukungan dari komunitas blogger, saya tidak akan berkembang menjadi blogger seperti sekarang. Dengan bergabung di komunitas blogger, selain mempererat pertemanan juga bisa bikin kita makin semangat ngeblog. Apalagi kalau komunitasnya perhatian banget pada membernya dan ingin maju bersama dengan sering mengadakan event blogger baik secara online maupun offline.

Senang rasanya punya teman-teman dengan minat yang sama. Bisa saling dukung satu sama lain dan pertemanan terjalin erat hingga saat ini. Komunitas blogger pertama yang saya ikuti adalah Komunitas Emak Blogger (KEB), lalu komunitas blogger lainnya seperti Warung Blogger, Blogger Crony, Blogger Perempuan, dan lainnya.

Komunitas Emak Blogger (KEB)

Dari KEB ini, lahirlah berbagai komunitas emak blogger di daerah, seperti Asinan Blogger di Bogor dan Gandjel Rel di Semarang. Komunitas-komunitas ini menjadi tempat yang sangat berharga untuk saling mendukung, berbagi ilmu, dan tentunya mempererat silaturahmi sesama blogger. 

Karena saya tinggal di Bogor, saya gabung di Asinan Blogger dan banyak melewati waktu menyenangkan bersama. Mulai kumpul seru, bikin event, sampai diliput tabloid lokal seperti pada foto berikut...

Bersama Asinan Blogger

Perjalanan Ngeblog 2020 sampai 2024: Yakin Mau Pensiun Ngeblog?

Kembali ke cerita perjalanan ngeblog. Ada masanya saya merasa lelah. Pengaruh besar faktor usia yang bertambah membuat saya tidak bisa seaktif dulu lagi. Ditambah kesibukan di dunia nyata, membuat aktivitas blogging berkurang sejak tahun 2020.

Kepikiran mau pensiun ngeblog, kok sayang. Rasanya belum rela membuang apa yang sudah lama saya bangun ini. Belum rela untuk jadi pengangguran nggak dapat job lagi kalau blog sudah kembali jadi gratisan. 

Pensiun jangan?

Kenapa kepikiran mau balik ke blog gratisan? Alasannya adalah kematian. Jika saya meninggal, nanti siapa yang urus blog? Sungguh disayangkan kalau sampai blog menghilang gara-gara terlambat atau tidak ada yang mengurus perpanjangan domain.

Sebenarnya ini juga alasan mengapa blog Emak Riweuh terlebih dahulu kembali ke blog gratisan (selain tidak sempat update lagi). Banyaknya tulisan kenangan tentang keluarga memang ditujukan untuk dokumentasi yang bisa dibaca oleh anak cucu kelak. Lebih aman untuk penyimpanan jangka panjang.

Hal yang sama berlaku untuk blog Dapur Ngebut. Aneka resep masakan buatan saya mungkin suatu hari bisa berguna bagi anak cucu yang ingin mencoba atau mengenang kembali masakan buatan saya.

Tidak terasa, tahun pun berlalu dan kondisi fisik saya semakin menurun dengan berbagai penyakit yang datang. Mulai dari autoimun, vertigo, sampai tenggalam dalam gejala menopouse. Keinginan pensiun ngeblog dirasa semakin kuat. Sanggupkah?


Perjalanan Ngeblog Tak Mudah, tapi Ada Hal yang Membuat Saya Tetap Bertahan

Perjalanan ngeblog pada bulan November 2024 mencapai momentum akhir dari monetasi. Saya memutuskan untuk tidak menggunakan domain berbayar lagi pada kedua blog. Artinya saya resmi tidak mengoptimasi blog dan mencari penghasilan lewat semua blog lagi.
Sedih? Jangan ditanya. Usai membatalkan langganan domain, urusan ganti setting blog kembali menjadi blogspot pun berlangsung dramatis. Sesaat sebelum klik tombol perubahan, jari saya gemetar dan mata berkaca-kaca. Usai klik tombol. that's it! It's over! Saya pun menangis tersedu-sedu.

Meskipun tidak memiliki blog berbayar dan tidak mendapat pengasilan dari blog lagi, bukan berarti saya berhenti sebagai blogger. Saya akan tetap menulis. Dengan isi tulisan yang tidak mempromosikan produk atau job review lagi. Ada hal yang membuat saya bertahan tetap menulis blog sampai sekarang, yaitu untuk menuliskan kenangan dan sebagai sarana untuk terapi jiwa yang membuat bahagia. 

Di tahun 2025 ini usia saya 49 tahun. Ngeblog sudah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari hidup saya, karena sudah ditekuni sejak usia 35 tahun. Sebegitu cintanya saya dengan ngeblog, maka saya kan terus menulis blog hingga akhir hayat nanti.

Kesimpulan

Perjalanan ngeblog baik yang sudah lama maupun baru mulai dipenuhi dengan suka duka, tantangan, dan tentu saja kebahagiaan. Perjalanan ngeblog yang saya alami mulai punya blog gratisan hingga bisa memonetasi blog, dari menulis cerita keluarga hingga merambah dunia lifestyle dan kuliner, semuanya memberikan pengalaman yang sangat berharga. 

Blogging bukan hanya tentang menulis, tapi membuka peluang kreatif tanpa batas untuk menebar kebaikan dan manfaat lewat tulisan. Dengan blog, ada kebersamaan tumbuh bersama dengan komunitas yang mendukung. Mempertemukan kita dengan banyak orang hebat yang menginspirasi dalam kehidupan.

Ibarat sebuah mesin, sudah waktunya bagi saya beristirahat dari hingar-bingar monetasi blog. Sudah cukup segala materi dan pengalaman berharga yang saya peroleh dari blog. Satu dekade ngeblog ke belakang adalah perjalanan tak mudah. Namun saya tetap bertahan untuk terus ngeblog karena kecintaan saya terhadap blog yang bisa bermanfaat untuk orang lain.

Buat kamu yang masih aktif dan sedang bersemangat ngeblog, jangan berhenti menulis! Meski jaman berkembang dengan teknologi AI (artificial intelligent) yang serba canggih, kehadiran blog masih diminati sebagai referensi dengan sentuhan personal yang tidak bisa AI berikan.

Sedangkan buat kamu yang ingin mulai ngeblog, jangan ragu! Siapkan laptop terbaikmu, temukan komunitas yang mendukung, dan mulailah berbagi cerita. Karena siapa tahu, perjalanan ngeblog-mu bisa membawa pengalaman luar biasa seperti yang saya alami.

Keep blogging with your heart!

No comments :

Post a Comment

Mohon meninggalkan berkomentar yang sopan.
Komentar dengan link hidup akan saya hapus.

Terima kasih ^_^

Back to Top