Ajang Srikandi Blogger kembali digelar oleh komunitas Kumpulan Emak Blogger atau disingkat KEB. Ajang Srikandi Blogger 2014 adalah event kedua yang digelar oleh komunitas blogger khusus perempuan ini, setelah sukses dengan ajang Srikandi Blogger pada tahun 2013.
Jujur, awalnya saya tidak berniat untuk mendaftar sebagai peserta. Syarat pendaftarannya cukup mengirim CV (curriculum vitae) via email untuk diseleksi menjadi 50 besar finalis. Selanjutnya dipilih 10 besar finalis. Seorang emak (panggilan untuk anggota KEB) akan dinobatkan menjadi Srikandi Blogger sebagai pemenang utama.
Nah, setelah berpikir cukup lama. Akhirnya saya nekad mengirim CV dibarengi dengan rasa tidak percaya diri pada hari terakhir pendaftaran. Alhamdulillah, dari 175 emak yang mendaftar, saya terpilih menjadi 50 besar finalis! Ingin tahu seperti apa CV seadanya yang saya kirim? Sengaja saya taruh menjadi postingan blog, soalnya dibuang sayang sih, hihi.
Perkenalkan, nama saya Riana Wulandari.
Saya biasa dipanggil Riana atau Inna. Saya lahir di Jakarta pada tanggal 30
Juli 1976. Saya sekarang berusia 38 tahun, sudah menikah, serta mempunyai tiga
anak laki-laki dengan usia 3, 6, dan 11 tahun. Saat ini saya tinggal menetap di
Kota Bogor bersama suami, anak-anak, dan ibu kandung saya yang sudah sepuh.
Saya
menghabiskan masa kecil di Cikampek, sebuah kota kecamatan di Propinsi Jawa
Barat. Di sana saya tinggal bersama kedua orangtua saya sampai lulus SMP. Saya
melanjutkan SMA di Jakarta dan tinggal di rumah nenek. Kemudian saya lulus
UMPTN dan diterima di Jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Universitas Padjadjaran Bandung pada tahun 1994. Saya kemudian kost di
Bandung selama kuliah.
Setelah lulus menjadi sarjana sosial, saya
sempat bekerja pada sebuah bank asing di Jakarta. Hanya beberapa bulan bekerja,
saya mengundurkan diri karena menikah dan mengikuti suami ke Semarang. Suami
saya bekerja pada sebuah perusahaan farmasi. Kami kerap berpindah tempat
tinggal setiap beberapa tahun sekali karena tuntutan pekerjaan suami.
Setelah
Kota Semarang, saya dan suami pindah ke Kota Banjarmasin, Solo, Denpasar,
Bogor, Palangkaraya, dan Makassaar. Satu per satu buah cinta kami hadir dan
dilahirkan di kota yang berbeda. Sejak tahun 2011, kami sekeluarga berhenti
merantau dan kembali ke Kota Bogor, kota kelahiran suami. Pengalaman berpindah
rumah sebanyak sebelas kali di tujuh kota besar di Indonesia membuka wawasan
saya tentang hidup dalam keragaman budaya. Kenangan berharga yang tak
terlupakan.
Setelah
tinggal menetap, saya membuka usaha toko obat di depan komplek tempat saya
tinggal. Keinginan memiliki toko obat sudah menjadi cita-cita lama suami saya.
Sebagai istri yang baik, saya mendukung suami dan membantu mengelola toko obat
impiannya ini. Meski minim pengetahuan tentang bisnis dan tidak berlatar belakang
pendidikan ilmu farmasi, saya belajar dengan sungguh-sungguh untuk bisa memajukan
usaha ini.
Ternyata,
tidak mudah untuk memulai suatu usaha. Beberapa bulan sejak dibuka, toko obat
Trisad (diambil dari nama belakang ketiga anak saya) tidak berkembang sesuai
harapan. Saya tahu letak kesalahannya adalah posisi toko kami yang tertutup
dengan toko lain. Ingin pindah toko namun takut rugi karena uang sewa sudah terlanjur
dilunasi untuk mengontrak selama 2 tahun. Lagipula, saya tidak menemukan lokasi
lain yang sesuai.
Jika kondisi ini diteruskan, toko bisa rugi. Saya memutar otak. Untuk
menutupi biaya operasional, saya nekad ‘menjemput bola’ dengan menawarkan kepada
para tetangga layananan sms dan antar obat. Strategi saya membuahkan hasil.
Tetangga banyak yang memesan obat dan saya sendiri yang mengantar ke rumah
mereka. Karena banyaknya permintaan, saya
membuka warung obat di rumah. Penjualannya lumayan. Kadang malah lebih baik
daripada di toko.
Satu
setengah tahun berlalu dan toko obat tidak menampakkan kemajuan, saya mulai
putus asa. Tiba-tiba, saya dapat informasi ada sebuah toko yang kosong. Tanpa
berpikir panjang, saya langsung memutuskan untuk pindah. Padahal kontrakan toko
masih tersisa enam bulan lagi. Toko akhirnya pindah ke lokasi baru. Bulan
pertama setelah pindah, omzet toko langsung melonjak naik! Keputusan saya untuk
pindah memang tepat.
Saya
tidak pernah menjadi yang tebaik selama menuntut ilmu di sekolah. Namun saya pantang
menyerah, dan selalu punya keinginan kuat untuk belajar. Meski kerap
mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan, saya yakin bahwa toko kami bisa
maju. Saya tahu, ini baru permulaan. Perjuangan masih panjang untuk menuju
sukses. Saya bersungguh-sungguh dalam menjalankan amanat suami untuk membesarkan
toko obat milik keluarga ini.
Selain
toko obat, saya mempunyai satu usaha lagi yang ingin saya kembangkan. Saya
membuat aksesoris handmade berupa bros, bando, jepit, gelang, dan pentul hijab.
Saya memberi label: inas craft. Hambatan saya dalam usaha ini adalah waktu. Membuat
prakarya diperlukan ketelitian dan cukup menyita waktu. Jujur, saat ini usaha
inas craft tidak berkembang. Saya tidak sempat membuat prakarya. Saya masih
sibuk dengan toko obat. Sampai sekarang, inas craft masih dijual dalam stok
terbatas dan hanya melayani permintaan pesanan saja. Harapan saya, semoga nanti
saya bisa lebih banyak menghasilkan aksesoris handmade dan laris menjualnya.
Begitu banyak yang ingin saya pelajari dan saya coba. Saya juga tertarik
dengan dunia menulis. Saya mengasah kemampuan menulis saya dengan menulis di
blog. Saya memang belumlama berkecimpung di dunia blog dan masih harus banyak
belajar. Blog pertama saya, www.emakriweuh,blogspot.com
berisi tulisan tentang pengalaman menarik yang dialami keluarga saya selama di
tanah rantau maupun setelah menetap, serta aneka tips agar tidak riweuh (repot)
di rumah. Sedangkan blog kedua, www.ceritaemakriweuh.blogspot.com
berisi tentang kecintaan saya membuat prakarya, bereskperimen di dapur dan
cerita personal lainnya. Saya juga sedang belajar menulis fiksi dan cerpen.
Lewat tulisan, pemikiran kita akan dikenang dan dapat bermanfaat bagi orang
lain.
Saya mengikuti ajang Srikandi Blogger 2014 ini agar eksistensi saya
sebagai seorang blogger diakui dan dikenal oleh banyak orang. Dengan demikian
akan memicu saya untuk berprestasi lebih baik lagi dan berbagi manfaat untuk
banyak orang lewat tulisan.
sukses ya mbk SB nya :D
ReplyDeleteterima kasih...sukses untukmu juga mbak ^_^
DeleteMasak CV keren gini mo dibuang, jgn lah.. Semangat mak.. Sukses trs di SB 2014 :)
ReplyDeletehehe sebenernya bukan dibuang, tapi sayang aja kalo tulisan ini hilang krna ga ke-save alias kebuang :p
Deleteaamiin...makasih, Mak Muna sayang ^_^
kereeen ^^
ReplyDeletemak...farmasi mn suaminya? berasa mantan orang farmasi jugaaa
ReplyDeletesemoga toko obatnya maju terus ya... dan ina craft nya semakin berkembang :)
ReplyDeleteSangat super
ReplyDelete