Dear Ranii with Double I

Dear Ranii,

"Kenapa pakai dobel i?" tanyaku saat jumpa pertama kita. Ternyata, kamu ingin namamu mudah ditemukan diantara sekian banyak nama Rani di dunia maya. Wah, kreatif juga idenya.

  Berkat postingan dan komentar kreatifmu soal kopdar pula, kita dipertemukan pada acara Kopdar KEB di Bogor. Beneran, nggak nyangka bisa ngalamin yang namanya kopdar. Saat kopdar akan dimulai, jujur aku agak grogi. Ini kodar pertamaku! Takut salah sikap atau gimana. 

  Ternyata, orang di sebelahku juga ngerasain yang sama. Sama-sama baru kopdar pertama. Pastinya kita berdua agak grogi. Tapi kalo groginya barengan, kan jadi nggak grogi lagi. Iya, orang itu ya kamu, Ran.

Jumpa pertama di acara kopdar KEB

  Sebenarnya, aku sudah tahu kamu sebelum acara kopdar itu. Ranii itu blogger yang lumayan eksis di komunitas blogger. Ranii itu posting blognya rajin banget! Salut dengan anak muda yang mengisi waktunya buat hal yang positif, yaitu ngeblog. Daripada mengerjakan hal lain yang nggak penting. 

  Setelah kita mengobrol, ternyata rumah kamu itu dekat ya dengan rumah mertuaku. Aku rutin lho, berkunjung ke Ciapus. Sayang, setiap berkunjung kami tidak bisa berlama-lama di rumah Kakeknya Boyz ini. Di rumah, aku mengurus Eyang (ibuku). Untuk ikut diajak ke Ciapus, Eyang nggak mau. Sedangkan kalau ditinggal pergi, kami harus sampai rumah sebelum maghrib. Kalau tidak, rasakan akibatnya, hehe.

  Jadi, yah... kami cuma punya waktu dua sampai tiga jam saja singgah di rumah Kakek. Oia, rumah beliau ada di Gang Padmo. Nomer rumahnya nggak ada. Tinggal tanya saja rumah Pak Olih Solihin di mana. Pasti langsung ada yang menunjukkan jalan. Maklum, beliau termasuk sesepuh di kampungnya. So pasti ngetop lah ya.

  Meski singkat, kunjungan ke Ciapus sudah jadi agenda tetap. Maklum, Nenek sudah tiada. Kasihan Kakek yang kini tinggal ditemani kedua cucunya di rumah. Sehari-hari kami sudah mengurus Eyang. Kakek juga harus diperhatikan. Biar adil. Kamu juga nanti jangan abaikan kedua orang tuamu ya, jika mereka tua nanti. Sering-sering dijenguk. Orang tua itu seneng kalau diperhatikan oleh anak-anaknya.

  Ngomongin orangtua, kok aku tiba-tiba ngebayangin jadi ibu kamu, Ran. Lho? Gara-gara lihat foto-foto kamu yang di atas motor itu. Aduuh! Kok aku malah deg-degan, ya!

Hati-hati, Ran!

  Aku ini memang tipe ibu yang gampang parno. Lihat Ranii yang suka touring pake motor itu kayaknya pengen bilang, "Hati-hati ya!"

  Aku juga orang yang gampang panik kalau naik motor. Padahal sering naik ojek, ya. Kalau Mamang ojeknya ngebut, aku suka marah, lho! Tapi kalau Bapa yang bonceng, aku bisanya cuma merem aja deh kalau lagi ngebut, haha!

  Jadi ingat sama keponakanku yang perempuan. Dia hobi naik motor juga. Sekalinya dibonceng, waduh! Wush! Wush! Wah, aku panik! Eh jangan-jangan kamu juga gitu ya, Ran? Suka ngebut kalau bawa motor? Jangan bonceng aku deh. Takut, ah. Ha ha!

  Aku selalu ingat kamu, setiap menuju Ciapus dan melintas di gang tempat rumahmu berada. Kapan ya kita bisa ketemu lagi? Nongkrong bareng di Ciapus kayaknya seru juga. Hhh, sayang...setiap ke Ciapus, ya itu tadi, kami harus buru-buru pulang. Andai kami diijinkan menginap di Ciapus, pasti aku samperin deh rumah kamu.

  Semoga lain waktu kita bisa have fun bareng ya, Ran!

"Surat Romantis ini diikutsertakan dalam Novariany's Romantic Giveaway"

(foto milik Mak Dwina dan Mak Anita dari acara Kopdar KEB di Bogor)