Siapa yang nggak mau masuk tv? Pasti semua kepengen dong. Numpang nampang sejenak di layar televisi dan wajahnya disaksikan jutaan orang di seluruh nusantara. Apa yang akan kamu lakukan ketika mendapat tawaran untuk masuk tv? Langsung mengiyakan pastinya bukan? Jika tidak fast respon menanggapi ajakan tersebut, kesannya kita menolak atau enggan diajak masuk tv. Betul tidak?
Nah, itulah yang terjadi pada saya. Tawaran masuk tv datang dari inbox akun Instagram saya. Dalam chatnya, saya diajak untuk menjadi talent sebuah acara kuliner yang akan melakukan liputan di Bogor. Seneng? Seneng banget! Sampai saya harus menahan lonjakan perasaan itu karena pada saat yang sama saya sedang menghadiri pelatihan infografis bersama teman-teman Asinan blogger. Nggak enak dong, lagi serius nyimak materi jadi terganggu gara-gara kegeeran saya ini.
Saya langsung menjawab inbox tersebut. Tidak lama, chat saya juga dibalas. Wah, ternyata sedang online pada hari Minggu. Saya pikir beliau cuma online pada hari kerja. Saya diminta untuk melihat tayangan acara tersebut di You Tube sebagai gambaran. Lalu beliau menanyakan nomor telepon saya. Wah, kalau langsung ditelpon bagaimana ya? Saya belum minta ijin pada suami. Plus lagi, saya masih mengikuti pelatihan infografis ini sampai sore hari. Saya putuskan untuk membalasnya nanti malam saja setelah berdiskusi dengan suami.
Ketika mengatakan tentang ajakan masuk tv pada suami, mau tahu komentarnya apa? Cukup singkat, "Hati-hati penipu." Saya pun langsung tahu arti jawabannya. Sedikit kecewa, saya pun nekad membalas inbox dengan memberikan nomor hp dan permohonan maaf atas keterlambatan saya membalas pesan kerena sedang mengikuti pelatihan.
Saya percaya ini bukan penipuan karena saya mengecek akun Instagram dan menyimak video acara tv tersebut di You Tube. Ternyata, orang yang menghubungi saya adalah reporter acara tersebut.
Setelah itu, tidak ada kabar berita lagi. Sampai dua minggu kemudian, saya menyaksikan tayangan acara tv tersebut dengan liputan di Kota Bogor! Wah, sudah tayang! Itu artinya saya memang tidak akan dihubungi kembali karena sudah ada talent yang lain. Sedih? Lumayan lumanyun...
Ternyata, hari Selasa kemarin, tayangan tersebut juga masih tentang kuliner di Bogor. Aih, sudah dua episode. Entah minggu depan masih tentang Bogor atau tidak. Namun yang pasti, bisa saja diantara ekdua episode tersebut ada saya yang numpang nampang masuk tv... hiks...
Ikhlas? Iya, saya ikhlas kalau ini memang bukan rejeki saya. Mungkin Allah sudah menyiapkan rejeki untuk saya yang lain. Yang jelas bukan masuk tv. Mau masuk tv itu makan waktu lama lho buat shooting. Bayangkan kalau saya jadi terpilih. Mau dibawa kemana anak-anak saya di rumah? Bolos sekolah buat diajak ibunya shooting? Emang shooting bakalan lama? Ya, mungkin saja memakan waktu seharian. Kayaknya sih karena berat disitu makanya saya nggak bisa masuk tv.
Hikmahnya adalah:
Nah, itulah yang terjadi pada saya. Tawaran masuk tv datang dari inbox akun Instagram saya. Dalam chatnya, saya diajak untuk menjadi talent sebuah acara kuliner yang akan melakukan liputan di Bogor. Seneng? Seneng banget! Sampai saya harus menahan lonjakan perasaan itu karena pada saat yang sama saya sedang menghadiri pelatihan infografis bersama teman-teman Asinan blogger. Nggak enak dong, lagi serius nyimak materi jadi terganggu gara-gara kegeeran saya ini.
Saya langsung menjawab inbox tersebut. Tidak lama, chat saya juga dibalas. Wah, ternyata sedang online pada hari Minggu. Saya pikir beliau cuma online pada hari kerja. Saya diminta untuk melihat tayangan acara tersebut di You Tube sebagai gambaran. Lalu beliau menanyakan nomor telepon saya. Wah, kalau langsung ditelpon bagaimana ya? Saya belum minta ijin pada suami. Plus lagi, saya masih mengikuti pelatihan infografis ini sampai sore hari. Saya putuskan untuk membalasnya nanti malam saja setelah berdiskusi dengan suami.
Ketika mengatakan tentang ajakan masuk tv pada suami, mau tahu komentarnya apa? Cukup singkat, "Hati-hati penipu." Saya pun langsung tahu arti jawabannya. Sedikit kecewa, saya pun nekad membalas inbox dengan memberikan nomor hp dan permohonan maaf atas keterlambatan saya membalas pesan kerena sedang mengikuti pelatihan.
Saya percaya ini bukan penipuan karena saya mengecek akun Instagram dan menyimak video acara tv tersebut di You Tube. Ternyata, orang yang menghubungi saya adalah reporter acara tersebut.
Setelah itu, tidak ada kabar berita lagi. Sampai dua minggu kemudian, saya menyaksikan tayangan acara tv tersebut dengan liputan di Kota Bogor! Wah, sudah tayang! Itu artinya saya memang tidak akan dihubungi kembali karena sudah ada talent yang lain. Sedih? Lumayan lumanyun...
Ternyata, hari Selasa kemarin, tayangan tersebut juga masih tentang kuliner di Bogor. Aih, sudah dua episode. Entah minggu depan masih tentang Bogor atau tidak. Namun yang pasti, bisa saja diantara ekdua episode tersebut ada saya yang numpang nampang masuk tv... hiks...
Ikhlas? Iya, saya ikhlas kalau ini memang bukan rejeki saya. Mungkin Allah sudah menyiapkan rejeki untuk saya yang lain. Yang jelas bukan masuk tv. Mau masuk tv itu makan waktu lama lho buat shooting. Bayangkan kalau saya jadi terpilih. Mau dibawa kemana anak-anak saya di rumah? Bolos sekolah buat diajak ibunya shooting? Emang shooting bakalan lama? Ya, mungkin saja memakan waktu seharian. Kayaknya sih karena berat disitu makanya saya nggak bisa masuk tv.
Hikmahnya adalah:
- Sesuatu yang tidak disertai keikhlasan untuk menjalaninya, maka tidak akan ada jalannya. Dalam kasus saya, masalahnya adalah keberatan untuk meninggalkan anak-anak. Saya mungkin ikhlas berangkat, tapi dengan perasaan tidak tenang karena anak-anak terlantar di rumah.
- Jika ada orang tv menghubungimu, cepat tanggapi! Stalking sejenak akun pribadinya dan acara tv tersebut. Jika kebetulan chat langsung dibalas, jangan ditinggal! Di luar sana mengantri banyak talent yang mau masuk tv. Respon lambat kita dijamin akan membuat beliau ilfil dan tidak akan mnghubungi kita lagi.
Sekian curhat saya hari ini.
Semoga ada kesempatan di lain waktu ya, Mbak :-)
ReplyDeleteBelum rejeki mak, gpp. Tapi berarti niche emak udah cocok tuh dapur ngebut, setidaknya udah menarik perhatian. Hayuk semangat.
ReplyDelete