Waktu kecil, saya suka usil mempreteli tanaman yang ada di sekitar rumah. Apa saja saya jadikan bahan permainan. Bunga anggrek saya gunting. Bunga soka saya hisap untuk dicari madu. Daun kelapa dipakai untuk main seluncuran di tanah berbukit. Lumut yang ada di atas batu dikerok buat jadi karpet-karpetan. Wah, pokoknya masih banyak tanaman yang menjadi korban keisengan saya dulu.
Masih banyak tanaman yang sering dijadikan mainan pada jaman saya dulu. Misalnya, anak laki-laki memanfaatkan tanaman untuk dijadikan mainan mobil-mobilan. Sedangkan anak perempuan biasanya suka main masak-masakan dari aneka bunga dan daun. Aih, sungguh menyenangkan bisa berkreasi menciptakan berbagai permainan dari tanaman di sekitar kita.
Suatu sore, saya sedang berjalan kaki dari minimarket menuju ke rumah. Saya selalu mengajak boyz, anak-anak saya, pergi ke depan komplek untuk jajan jika hari sedang cerah. Kami melewati jalan pintas. Tiba-tiba, mata saya tertumbuk pada satu tanaman yang sudah tidak asing lagi. Hey, itu ada biji meledak!
Tanaman biji meledak |
Saya tidak tahu apa nama sebenarnya dari tanaman yang kerap ada diantara rerumputan ini. Tanaman ini tumbuh paling tinggi hanya setengah meter saja. Bunganya berwarna biru. Cukup cantik. Setelah berbunga, akan muncul biji-biji berwarna kehijauan. Saat biji sudah tua dan berwarna coklat kehitaman, biji itu akan meledak sendiri! DOR! Begitulah cara tanaman ini berkembang biak. Menyebarkan bijinya dengan cara dilontarkan. Ada yang jatuh ke tanah. Ada pula yang terbawa angin untuk tumbuh di tempat lain.
Dulu, saya dan teman-teman sekolah sering bermain biji meledak. Di sekitar halaman sekolah, biji meledak sangat mudah ditemukan. Permainan biji meledak ini asyik lho! Bisa bikin kami kaget bareng. Saat jam istirahat kami mengumpulkan semua biji dan membuatnya meledak. Sungguh menyenangkan!
Kenapa bisa meledak? Pancaran sinar matahari membuat biji ini kerap meledak pada siang hari. Bunyinya nggak 'dor' sih. Lebih cenderung seperti bunyi 'pletek' yang halus. Saya tulis pake dor biar heboh aja, hehe.
Langsung saja saya menceritakan tentang biji meledak kepada boyz. Wah, mereka langsung tertarik ingin mencoba bermain biji meledak. Kami memetik beberapa biji yang sudah matang. "Jangan petik yang hijau ya, Dek. Kalau masih hijau dia nggak mau meledak." kata saya pada si bungsu Dd Irsyad.
Dd Irsyad lagi metik biji meledak |
Nah, dapat lumayan banyak nih. Beberapa sulit diambil karena tanamannya tumbuh di dalam got. Kebetulan rumah yang menjadi tempat tanaman ini tumbuh sedang tidak ada penghuninya. Jadi, saya nekad aja masuk got yang ada di depan rumah untuk memetik biji meledak. Masuk got, Mak? Iya. Emang kenapa? Cuek aja lagi, hihi.
Masuk got. Siapa takut? |
Sampai di rumah, saya langsung menyiapkan baskom berisi air. Lho, kok pake baskom? Bukannya dipanasin aja biar meledak? Yah, kalau nunggu panas matahari sampai biji ini meledak mah capek atuh. Cara lain untuk membuat si biji ini mau meledak adalah dengan merendamnya dengan air. Nggak percaya? Lihat saja ya.
Biji meledak hasil jarahan kami |
"Kok nggak meledak, Bu?" tanya boyz penasaran. Yah nggak langsung meledak juga kali. Tunggu beberapa saat. Sabar dulu. Tidak lama kemudian, beberapa biji meledak secara bersamaan! PLETEK! PLETEK! PLETEK! Boyz kaget dan menjerit senang. Hahaha! Apa Ibu bilang. Seru kan?
Biji meledak in action |
Ssst! Sebenarnya, ada cara lain untuk memainkan biji meledak yang sering saya lakukan bersama teman-teman. Tapi saya tidak menceritakannya kepada boyz. Jadi, saat bermain biji meledak di halaman sekolah dulu itu kami tidak menggunakan baskom air. Terus, meletusinnya pake apa? Kami cukup menaruh semua biji di tanah, lalu meludahinya beramai-ramai! Hoek...cuhh! Hahahaha!
Sejak saat itu, saya dan boyz selalu mencari biji meledak setiap jajan ke depan komplek. Bahkan Kk Rasyad memberi tahu kepada anak-anak tetangga tentang permainan ini. Mereka kemudian berburu biji meledak bareng dengan sepeda keliling komplek. Ah, senangnya melihat anak-anak bermain dengan riang. Apalagi permainan itu adalah permainan masa kecil yang penuh kenangan.
"Tulisan ini diikutkan dalam Giveaway Permainan Masa Kecil
yang diselenggaraka oleh Mama Calvin dan Bunda Salfa"
wah,saya baru tahu lo mak..unik ya,anak2 pasti senang^^
ReplyDeleteseneng mak. saking senengnya yg ijo jg suka dipetikin. ya ga meledak lah :p
Deletesepertinya saya juga pernah main ama biji meledak ini. tapi nggak pake diludahin ahahhahaa..
ReplyDeletehehehe
DeleteAda ya...permainan biji meledak...seru kayaknya :D
ReplyDeleteayoo dicoba :D
Deleteiyaaa aku pernah maininnua juga, tapi namanya bukan itu mak.
ReplyDeletedoh apa yaaa lupaaa iy..
aku jg lupa dulu nyebutnya apa :D
DeleteAhahaha aku dulu juga seneng banget ngumpulin ini bareng-bareng. Seru! :D
ReplyDeleteiyahh
Deleteruellia, itulah namanya. Jenisnya lupa. Nanamnya gampang banget :)
ReplyDeleteaih namanya cantik. makasih infonya mbak Lidha :)
DeleteSering lihat tanaman itu dan baru tahu kalau itu bs utk mainan yg seru "biji meledak".
ReplyDeletepetikin mak kalo ketemu lagi :p
Deletemba... kenapa gak dibikin videonya? saya jadi pengen tau seperti apa :)
ReplyDeletega sempet mak...kepepet DL hehehe
Deletewahhhhh keren mainannya meledak-ledak :)
ReplyDeleteiyaa seru lhoo
DeleteAku sering lihat tanaman ini justru setelah akunya tumbuh dewasa, Mak. Mungkin di kampung kami ga ada kayaknya, deh. Dan baru tahu kalo bijinya bisa meledak. Seru juga ya bermain-main dengan biji yang bisa meledak seperti ini. Seru... etapi, meludahinya? O ow! Hihi....dasar anak-anak, kalo disuruh sekarang pasti ga mau lagi kan, Mak? Hihi
ReplyDeletewaktu msh anak2 cara apapun dilakukan spy meledak :D
Deleteskr? engg...liat sikon hihihi
Itu lombok2 kan kayaknya Mbak, saya sering meminkanya dulu
ReplyDeletekrn mirip cabe yg jd namanya lombok2an
Deleteaku bilangnya lombok2an, di sekitaran masjid banyak banget, waktu dulu pas ngaji, pasti main itu :D
ReplyDeletekenapa bukan cabe2an ya hihihi
DeleteDi sini disebut daun tembak. Kaget banget pas denger suaranya yang kaya pistol. :D
ReplyDeletewah daun tembak ya. cocok :)
DeletePermainan biji meledak tidak terdapat di kampung saya Jeng. Permainan seperti ini sekarang pasti sudah langka ya.
ReplyDeletePermainan anak-anak berkembang sesuai jamannya. Namun ada juga permainan yang lestari, masih eksis hingga sekarang. Layang-layang misalnya masih digemari oleh anak-anak maupun orang dewasa.
Kini gadget sudah menjadi idola karena bisa main games di sana. Bukan hanya monopoli anak kota tetapi juga anak-anak di pedesaan.
Salam hangat dari Jombang
kebetulan di komplek saya msh bnyk rumput liar pakde. disitu si biji meledak suka ngumpet. jaman skr rumput liar sdh tergusur rumah n jalanan.
Deletesalam sejuk dari Bogor, Pakde
eh iya baru inget aku juga perna mainin ini, tapi lupa namanya. Sekarng susah ya nyari pohon ini
ReplyDeletesuka ngumpet di rumput yg rimbun mak
DeleteDulu suka jadi hukuman nih.. main apapun, yang kalah harus naro biji meledak ini di lidahnya. Trus meletak di mulut hahahaha jahat banget tapi seru xD
ReplyDeletewaaa horor kali hukumannyaa
DeleteAku baru inget kalau memang ada permainan ini :).. Sekarang pun masih ada yaa :)
ReplyDeleteHello salam kenal. Meninggalkan jejak kata telah bertandang disini. Rumah kata yg menyenangkan. Selamat berkata2 slalu
ReplyDeleteWaktu kecil buat jahilin teman2 waktu ngaji sore,d basahi pake ludah lalu diam2 taroh d pundaknya temen kena kuping kayak d sentil cekiiitt,, xixixixi
ReplyDeleteIngat jaman kecil waktu pergi ngaji sore pasti cari rame2 buat jahil-jahilan xixixi
ReplyDelete