Saya suka baca buku. Suami juga. Setelah menikah, kami mengajarkan anak-anak untuk cinta buku sejak dini. Alhamdulillah, mereka ketularan suka baca juga. Toko buku adalah tempat utama yang kami datangi jika main ke mall. Sudah puas nangkring di toko buku, kami pun segera keluar dari mall untuk mencari makan siang.
Jadi cuma ke toko buku doang? Keluarga kami bukan keluarga mall. Main ke mall kalau ada perlunya aja. Misalnya, perlu beli baju atau tas untuk salah satu anak, mau benerin kacamata atau jam tangan, atau barang khusus yang harus dibeli dan cuma ada di mall A. Soal selera makan, kami lebih suka makan di luar mall. Bukan masalah harga, cuma masalah selera aja.
Balik lagi soal buku. Begitu mentinginnya buku, saya merelakan anak-anak membeli buku meski kondisi duit lagi pas-pasan. Asal bukunya jangan terlalu mahal ya, Nak (teuteup pengen hemat, haha).
Waktu menikah, saya dan suami sama-sama membawa sebagian koleksi buku. Ketika hamil, saya mulai membeli buku seputar kehamilan dan parenting. Setelah punya anak, buku parenting semakin banyak. Bahkan saya bikin sendiri kliping parenting dan kliping resep masakan. Tentu saja, sambil beli buku resep juga.
Buat anak, tentu dong saya belikan buku juga. Koleksi buku anak ada buku yang 'ramah' untuk bayi dengan tekstur khusus (dengan harga yang tidak ramah, haha). Lalu buku cerita setelah ia batita. Lanjut buku khusus balita, kemudian memperbanyak buku ensiklopedi ketika anak-anak sudah sekolah.
Tambah anak, tambah banyak jenis buku sesuai minat masing-masing. Anak sulung yang sudah remaja sekarang suka membaca novel. Sedangkan kedua adiknya masih suka baca komik dan pengetahuan umum.
Terus, Bapa dan Ibunya juga nggak mau kalah menambah koleksi buku. Bapa suka dengan buku motivasi dan keagamaan. Saya yang mulai ngecraft punya banyak buku tutorial aksesoris handmade. Novel sesekali saya beli. Sedangkan buku resep masakan saya batasi karena saya sudah punya banya. Saya hanya membeli buku resep jika ada diskon saja, hehe.
Waktu masih merantau, buku-buku koleksi saya dan suami sempat dititipkan di rumah mertua di Bogor. Setelah menetap, buku itu diambil lagi dan disortir. Beberapa sudah rusak dan terpaksa harus dibuang.
Ketika baru pindah ke Bogor, saya kewalahan menata koleksi buku yang setelah dikumpulkan kok banyak banget ya. Namanya punya budget pas-pasan, saya membeli rak buku berbahan kayu partisi. Desainnya memang cantik dengan aneka warna, harga bersahabat, tapi sayang... cepat rusak!
Mikir lagi. Rak buku dengan 6 pintu mulai somplak pinggirannya. Lalu tinggal 2 pintu yang masih bisa dibuka tutup dengan benar. Pintu yang lainnya sudah copot semua. Susunan buku di dalam rak mulai amburadul karena jumlah buku yang terus bertambah. Saya pun mulai menabung untuk membeli rak buku.
Tahun berlalu. Rak buku belum kebeli juga. Buku makin amburadul nggak dapat kapling, haha. Setelah cukup lama melihat pemandangan berantakan tersebut, akhirnya kesabaran saya membuahkan hasil. Tabungan sudah cukup buat beli rak buku baru! Alhamdulillah...
Saya sengaja tidak memberi tahu suami soal rak buku baru. Beliau tipe sederhana yang mau mengganti barang kalau sudah beneran rusak. Toh rak buku lama masih ada, kenapa harus beli baru? Nanti yang lama ditaro dimana? Begitu kira-kira reaksinya. Ya kan, Pak? Hehehe.
Saya memikirkan tata ulang letak barang-barang di rumah demi menyambut rak buku baru. Rak buku? Kenapa nggak sekalian lemari buku yang besar aja! Biar muat banyak. Buku pasti bakal nambah lagi, kan. Oke sip, saya mau beli lemari buku besar!
Cukup lama saya hunting lemari buku yang sesuai. Sesuai desainnya, ukurannya, dan harganya. Saya datangi toko-toko furnitur yang ada di pinggir jalan sampai di mall. Duh, nggak ada yang pas. Akhirnya saya putuskan bikin lemari buku custom alias desain sendiri.
Saya hunting desain lemari buku di Pinterest dan Instagram. Fotonya saya save di smartphone. lalu saya bikin coretan sendiri di kertas untuk desain modifikasinya lengkap dengan ukurannya. Kertas saya bawa ke pengrajin mebel di sekitar komplek.
Saya berjodoh dengan pengrajin mebel yang letaknya lebih jauh dari komplek. Pesanan saya diterima dan selesai dalam waktu tiga minggu. Senangnya! Ukurannya yang besar dan terbuat dari kayu jati membuat lemari ini harus dirakit ditempat. Nggak mungkn dibawa dari bengkel mebel ke rumah dalam bentuk jadi. Gede banget dan berat!
Berikut penampakan lemari buku baru yang saya pajang di ruang tamu merangkap ruang tengah merangkap ruang keluarga (maklum, rumah mungil)...
Lemari buku sebagai pusat perhatian :D |
Alhamdulillah, reaksi suami dan anak-anak menggembirakan. Rak buku lama saya taruh di gudang sebagai tempat menyimpan perlengkapan craft. Tadinya perlengkapan craft saya menumpuk di dalam dus. Sekarang jadi lebih rapi deh. Tempat rak buku yang kosong di kamar depan diisi dengan meja belajar yang juga saya pesan sendiri ukurannya.
Saya sengaja memilih desain yang klasik dan nggak kekinian supaya awet. Banyak lemari atau rak buku yang desainnya keren, tapi cuma enak dilihat dan perawatannya bikin riweuh. Misalnya, tanpa tutup alias rak terbuka jadi cepat kotor. Desain cantik dengan tipe rak yang meliuk-liuk, kelemahannya susah dibersihkan sela-selanya.
Jadi, pilih rak atau lemari buku sesuai kebutuhan.
Lemari buku yang sesuai buat saya adalah:
- berukuran besar
- terbuat dari kayu jati biar awet
- desain klasik supaya nyambung dengan perabot rumah yang lain
- warna kayu standara biar berkesan ini lemari dari kayu beneran
- jumlah rak disesuaikan dengan jumlah buku
- tinggi dan lebar rak disesuaikan dengan ukuran buku (saya sengaja bikin sekat agak tinggi untuk buku berukuran jumbo di bagian bawah)
- laci di rak sebagai variasi dan tempat aman nyimpen buku atau barang yang berantakan (biar nggak kelihatan)
- memakai pintu geser dengan kaca supaya buku kelihatan dari luar
- pakai pintu kaca juga mencegah buku berdebu, nggak repot bersihin deh
Berikut sebagian dari koleksi buku yang ada di rumah saya. Lainnya masih ada di lemari buku satu lagi...
Buku anak-anak. Belakang: Buku Yasin dan buku antologi saya |
Buku untuk balita yang masih suka dibaca Dd |
Sebagian novel milik Aa (sisanya ada di kamar) |
Buku ensiklopedia dan pengetahuan umum |
Buku ensiklopedi anak muslim |
Al Quran besar dan buku ngaji |
Buku dan kliping kumpulan resep masakan |
Kalo yang ini selera emaknya |
Segitu aja dulu cerita tentang koleksi buku di rumah saya dan betapa senangnya punya lemari buku costum untuk memajangnya. Nggak semua buku dijepret karena pencahayaan kurang mendukung dan fotonya jadi jelek.
Terima kasih sudah membaca postingan ini.
wah senangnya kalo sekeluarga punya hobi baca buku. n lemari nya bagus banget..tambah puas karena hasil bikin custom ya mba :)
ReplyDeletealhandulillah kalo custom jadi puas krna sesuai keinginan :)
DeleteWah, koleksi bukunya banyak juga ya Mbak. Kalau bikin lemari sendiri (nggak beli jadi) memang enaknya bisa sesuai dengan kemauan kita. Tapi kalau lemari jati begitu, pasti lebih awet lemarinya dibandingkan buku-bukunya.
ReplyDeleteiya sengaja pilih yg jati biar tahan lama :)
DeleteMashaAllah kalau saya baru berangan angan ini sudah terlaksana ya mbak..saya dan suami juga suka membaca dan pingin punya mini library dan reading corner InshaAllah
ReplyDeletemudah2an segera terlaksana mini library impian ya mba, aamiin
Deletesenang banget ya, punya perpustkaan pribadi, dan yang paling bagus semua keluarganya benar benar hobi membaca
ReplyDelete