Sebenarnya, saya malu jika disuruh ngomongin tentang diri sendiri. Berhubung ini adalah tema keenam dari #BPN30dayChallenge2018, maka saya mau menulis fakta tentang diri sendiri. Sebelumnya, perkenalkan dulu nama saya Inna Riana, lengkapnya Riana Wulandari. Saya ibu dari tiga putra dan tinggal di Bogor. Keseharian saya hanyalah ibu rumah tangga biasa yang kebetulan suka menulis blog.
Jika berkenalan, kesan pertama mungkin saya adalah orang yang pemalu dan tidak banyak bicara. Tapi anehnya kalau lewat chat dan tulisan di blog, saya malah terkesan bawel, hehe. Kok bisa? Ya bisa dong. Kan bahasa tulisan di dunia maya tidak sama dengan tutur kata saat berhadapan langsung. Sepertinya, kalau lewat tulisan saya bisa meleber ngomongin macem-macem.
Langsung aja, ya. Berikut ini adalah 5 Fakta tentang Inna Riana:
1. Doyan Makan
Saya sukaa banget makan. Jaman masih kuliah dulu, teman-teman satu kost ampe heran dengan nafsu makan saya yang gede tapi bodi teuteup langsying. Mereka bilang, perut saya bukan cacingan lagi, tapi nagaan alias ada naganya, hahaha! Etapi itu dulu, dua puluh tahunan yang lalu. Sekarang? Owh no! Pasca hamil dan sekarang anak-anak udah pada gede, saya malah jadi melar dan susah nurunin berat badan.
Meski merasa gendut dengan tumpukan lemak yang sulit ditutupi di bagian perut, saya tetap doyan makan. Emang sih, nafsu makan udah nggak se-crazy dulu lagi. Sekarang saya mulai ngurangin karbo. Ngemil mah masih, wkwkwk. Eh beneran, saya pasti bakal diet lagi. Program diet saya tempo hari udah berhasil, tinggal start dari awal lagi pasti bisa #menujulangsing2020 (heu lama amat, Mak. Oh proses kan ngga bisa instan).
2. Emak Riweuh yang Sok Sibuk Sendiri
Menurut pendapat saya, setiap ibu adalah emak riweuh atau emak rempong atau emak sibuk. Banyak hal yang menjadi kewajiban baru setelah jadi seorang istri dan ibu. Mulai mengurus anak-anak dan suami, merawat rumah agar tetap rapi, plus mengurus pekerjaan kantor untuk ibu bekerja. Hmm, multi tasking banget bukan menjadi emak itu?Buat ibu rumah tangga seperti saya, kira-kira seperti inilah situasi sehari-hari, hihihi.
Riweuh pokoknya mah :D |
Saya merasa Emak Riweuh identik dengan diri saya sendiri. Itulah sebabnya nama tersebut saya pakai untuk nama blog dan nama akun media sosial Twitter dan Instagram. Puncak masa paling riweuh adalah saat masih punya tiga anak kecil, hidup merantau, dan sehari-hari tanpa asisten rumah tangga. Cihuy pisan!
Seiring bertambahnya waktu, jenis keriweuhan yang saya hadapi berubah sesuai keadaan. Ketika tinggal menetap di Bogor pada tahun 2011, saya membuka usaha toko obat dan aksesoris handmade. Meski sudah ada bantuan ART, jadi emak tukang dagang membawa pengalaman riweuh yang baru.
Selain punya usaha, saya masih juga lagi aktif-aktifnya ngeblog. Wah, sibuk banget dah. Sekarang, usaha toko obat sudah ditutup dan saya belum tergerak untuk bikin aksesoris hadmade lagi. Meski sudah lewat, saya sangat menikmati masa-masa itu sebagai kenangan manis yang tak terlupakan.
Baca juga: Jungkir Balik Ngeblog
Terus, kalau di tahun 2018 sekarang ini gimana? Masih riweuh juga? Begieu, yang namanya urusan emak-emak itu ternyata nggak ada habisnya. Emang sih, sekarang anak-anak saya udah pada gede. Nggak ada yang digendong dan diuber-uber lagi. Hmm... ternyata semakin gede anak maka semakin gede juga jatah makan mereka, haha. Jadi, keriweuhan saya pindah ke dapur. Masak terus setiap hari buat suami dan anak-anak.
Selain riweuh di dapur, saya mengisi waktu ketika anak-anak berangkat sekolah dengan kegiatan di komplek. Setiap hari Senin dan Kamis, saya masuk kelas pengajian di depan rumah. Hari Selasa saya ikut senam aerobik di depan komplek. Pada hari Rabu tertentu ada jadwal pengajian Buibu komplek. Hari Jumat per dua minggu sekali adalah jadwal masak-masak untuk konsumsi jamaah shalat jumat di mesjid.
Itu kalau hari kerja. Tahu nggak sih, saya justru paling riweuh saat akhir pekan atau hari libur nasional. Weekend dan hari libur adalah waktunya bersama keluarga. Kami sekeluarga bisa bepergian bersama atau saya masak-masak di dapur seharian. Istirahatnya kapan? Nanti saya ceritain.
Selain riweuh di dapur, saya mengisi waktu ketika anak-anak berangkat sekolah dengan kegiatan di komplek. Setiap hari Senin dan Kamis, saya masuk kelas pengajian di depan rumah. Hari Selasa saya ikut senam aerobik di depan komplek. Pada hari Rabu tertentu ada jadwal pengajian Buibu komplek. Hari Jumat per dua minggu sekali adalah jadwal masak-masak untuk konsumsi jamaah shalat jumat di mesjid.
Itu kalau hari kerja. Tahu nggak sih, saya justru paling riweuh saat akhir pekan atau hari libur nasional. Weekend dan hari libur adalah waktunya bersama keluarga. Kami sekeluarga bisa bepergian bersama atau saya masak-masak di dapur seharian. Istirahatnya kapan? Nanti saya ceritain.
3. Suka Ngebut di Dapur
Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, masak adalah kegiatan utama saya. Sesekali saya suka nggak masak, yaitu pas lagi sakit. Tapi itu jarang banget. Atau jika saya lagi ada kerjaan nulis atau ngebuzzer yang menyita waktu, saya absen masak. Atau pas saya malas. Yang terakhir ini juga jarang. Karena saya inget dompet kalau nggak masak jadi boros beli matengan melulu, hehe
Berhubung saya masih setia menulis blog dan menerima job ngebuzer, maka saya harus pandai membagi waktu antara memasak dan nangkring di depan laptop. Sayangnya, waktu efektif bagi saya untuk bisa total memasak dan menulis itu adalah pagi hari.
Saya nggak bisa nulis pas malam hari karena sudah nggak kuat begadang. Pun saya nggak bisa masak pas sore karena kapasitas tubuh saya sudah melemah dari siang. Jadi, saya itu aktifnya pas pagi hari baru dicas baterenya. Makin siang makin loyo, ahaha.
Saking pengen menyelesaikan urusan masak dan kerjaan, saya buru0-buru di dapur biar bisa kembali ke laptop. Ini membuat saya menjadi emak riweuh yang suka ngebut di dapur. Meskipun dikerjakan secara ngebut, masakan buatan saya masih layak dimakan lho. Beberapa postingan resep masakan yang enak dan bisa dibuat dalam waktu singkat saya tulis di blog www.dapurngebut.com. Mampir, ya...
4. Demen Mager dan Moody
Saat lahir, saya langsung masuk inkubator untuk perawatan. Dari empat bayi di ruang inkubator, hanya saya yang lolos dari maut. Dokter mengatakan jika saya punya daya tahan tubuh lemah dan tidak sekuat anak-anak lain. Alhamdulillah, saya tidak didiagnosis menderita penyakit berat apa pun Waktu kecil sampai kuliah saya sering sakit-sakitan. Sampi sekarang, saya mudah lelah. Jadi setiap beraktivitas di rumah, saya selalu berhenti sejenak untuk beristirahat.
Setelah menyelesaikan tugas riweuh di dapur, saya langsung ambil posisi untuk mager sekaligus beristirahat. Begitu pula usai kerjaan nulis or ngebuzzer kelar, saya pun mager sebagai hadiah penghargaan, hehe. Oia, mager itu males gerak seperti empus keceh ini...
Santai dulu, mbak sis! |
Karena saya gampang capek, maka kegiatan mager yang paling disuka adalah tidur. Saya sulit tidur siang karena anak-anak sudah pulang. Kalau lagi lemes, saya bakalan tidur setelah anak-anak berangkat sekolah. Soal masak gimana nanti aja. Kalau lemesnya berlanjut, ya nggak masak dulu. Atau bisa juga habis beres masak langsung tidur sampai sebelum adzan dhuhur.
Kegiatan mager lain yang saya suka beberapa tahun terakhir adalah nonton drama korea. Biasanya kalau lagi capek tapi nggak ngantuk. Cukup satu episode saja sudah membuat saya rileks dan segar. Kemudian siap menghadapi rutinitas selanjutnya.
Berhubungan dengan mager, saya termasuk moody alias tergantung mood. Jika para emak lainnya mengukir prestasi dan rajib membuat ini-itu, saya mah anteng aje. Pas lagi mau ya saya ikutan rajin. Kalau enggak ya udah, teuteup memilih mager yang membuat saya nyaman dan bahagia.
Rajin apa, Mak? Ada yang rajin ikut lomba blog dan menang. Rajin nulis blog dengan konsisten. Rajin motret dan memajang hasil karya kerennya di Instagram. Rajin hadir di event dan banyak dapat fee. Rajin bikin kue dan sukses jualan. Rajin menjahit dan banyak order. Serta masih banyak lagi rajin yang lain.
Rajin dan berprestasi itu butuh pengorbanan. Ada usaha dan proses yang harus dilalui dengan waktu yang tidak sebentar. Saya sudah mengukur diri nggak mau terlalu capek mengerjakan hal lain. Saya hanya fokus menyalurkan energi saya yang terbatas ini untuk mengurus keluarga tercinta saja.
Enaknya jadi emak rajin, pasti bakalan ngetop di kalangan tertentu. Masalah prestasi, eksistensi, dan tambahan materi sebagai bonus saya abaikan. Saya toh sudah merasa sangat berprestasi dan berkecukupan buat diri saya sendiri, hihihi kepedean banget ya. Alhamdulillah. Etapi, saya nggak bakalan sirik lho, jika ada teman yang dapat banyak rejeki. Itu kan buah dari kerja kerasnya. Sebagai teman, tentu saja saya ikutan senang.
Baca juga: Blogger Apa Adanya
5. Penyayang
Dibesarkan dalam keluarga yang kurang harmonis membuat saya berjuang dalam pencarian identitas. Saat kuliah, saya menjalani beberapa terapi dengan biaya sendiri. Dalam pernikahan pun saya banyak belajar dari pengalaman pahit perceraian kedua orang tua saya.Kurang perhatian dan kasih sayang membuat saya ingin berbuat kebalikannya kepada siapa saja yang dekat dengan saya. Nggak kepengen dapat balasan dikasih apa gitu kalau saya lagi baik. Dapat ucapan terima kasih aja saya udah seneng.
Sayang, ada beberapa orang yang memanfaatkan kebaikan saya dan malah membuat saya jadi sedih. Tapi biarlah, yang sudah berlalu biarlah berlalu. Positif thinking aja. Mudah-mudahan mereka yang pernah jahat sama saya dimaafkan dan hidupnya menjadi berkah, aamiin. Dendam nggak bakal menyelesaikan masalah dan kalau dipendam bisa jadi penyakit, betul tidak?
Sini, peluk dulu. |
Nah lho, yang terakhir kok malah melow...
Sudah dulu, ya. Jujur, saya ngerjain postingan ini lumayan kewalahan karena sekarang Hari Minggu. Saya nyicil tulisan ini dari semalam, lanjut pas habis subuh, dan disambi masak. Lalu... selesai on time! Tuh, adzan dhuhur udah kedengeran. Beres nulis. Beres masak pula. Tadi saya ngetik sambil ngegoreng tahu dan merebus sambal, lho!
Oia, saya hari ini masak buat makan siang ada rawon daging sapi pakai toge pendek dan sambal. Lauknya ada telur asin yang jadi pasangan rawon. Tambahan ada kerupuk sebagai pelengkap (karena saya nggak ketemu emping di tukang sayur). Eh tahu gorengnya lupa kesebut.
Terus ada kerang rebus. Lha, yang terakhir kok perasaan nggak nyambung? Ya gapapa, itu kerang rebus kesukaan Dd Irsyad dan barusan saya sempat menemaninya makan sambil mengupas kerang.
Menu buat makan malam sudah saya siapkan tumis sawi putih dan jamur. Tambahannya nanti mau goreng tahu lagi atau sosis bakar or bakso bakar sesuai request. Maaf nggak ada fotonya karena pan saya lagi riweuh ngetik, hihihi. (Update: nggak jadi bikin lauk tambahan karena ada yang kasi bingkisan selametan aqiqah berupa paket hidangan daging kambing. Alhamdulillah).
Yuk, mampir ke rumah, nanti saya masakan sesuatu yang spesial ^_^
Produktif sekali Mbaknyaaa.. Gak mager dan malas total seperti akuh..
ReplyDeletewah masa si mba nita malas total :D
DeleteHaseekkk, beneran yaa...kalo mampir dimasakin sama Inna ^_^
ReplyDeleteYuummmm. Inna emang penyayang!
beneran hihihi
Deleteaih makaci mba ratna :*
Saya telat bacanya.. coba kalo baca kemarin, saya datang minta rawonnya.. huhuhu..
ReplyDeletecup cup nanti kubikinin lagi yaa :D
DeleteKapan ya belajar masak bareng mbak inna hihihi
ReplyDelete